B. Terjadinya
Pengetahuan
Masalah terjadinya pengetahuan adalah
masalah yang amat penting dalam epistemologi, sebab jawaban terhadap terjadinya
pengetahuan maka seseorang akan berwarna pandangan atau paham filsafatnya.
Jawabannya yang paling sederhana
tentang terjadinya pengetahuan ini apakah berfilsafat a priori atau a
posteriori.
Pengetahuan a priori adalah pengetahuan
yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman, baik pengalaman indra maupun
pengalaman batin. Sedangkan pengetahuan a posteriori adalah pengetahuan yang
terjadi karena adanya pengalaman.
Sebagai alat untuk mengetahui
terjadinya pengetahuan menurut John Hospers dalam bukunya An Introduction to
Philosophical Analysis mengemukakan ada 6 hal yaitu sebagai berikut :
- Pengalaman Indra (Sense Experience)
Orang sering merasa pengindraan merupakan alat yang
paling vital dalam memperoleh pengetahuan. Realisme adalah suatu paham yang
berpendapat bahwa semua yang dapat diketahui adalah hanya kenyataan. Jadi pengetahuan
berawal mula dari kenyataan yang dapat diindrai.
Tokoh pemula dari pandangan ini adalah Aristoteles yang
berpendapat bahwa pengetahuan terjadi bila subjek diubah di bawah pengaruh
objek.
- Nalar (Reason)
Nalar adalah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua
pemikiran atau lebihj dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru.
Principium Identitas adalah sesuatu itu mesti sama dengan
dirinya sendiri. Asas ini biasa juga disebut asas kesamaan.
Principium Contradictionis, maksudnya bila terdapat dua
pendapat yang bertentangan, tidak mungkin keduanya benar dalam waktu yang
bersamaan. Asas ini biasa disebut asas pertentangan.
Principium Tertii Exclusi, yaitu pada dua pendapat yang
berlawanan tidak mungkin keduanya benar dan tidak mungkin keduanya salah.
Asas ini disebut asas tidak adanya kemungkinan ketiga.
- Otoritas (Authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh
seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber
pengetahuan, karena kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang
mempunyai kewibawaan dalam pengetahuannya.
Jadi sebagai kesimpulan bahwa pengetahuan yang terjadi
karena adanya otoritas adalah pengetahuan yang terjadi melalui wibawa seseorang
sehingga orang lain mempunyai pengetahuan.
- Intuisi (Intuition)
Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang
berupa proses kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk
membuat pernyataan yang berupa pengetahuan.
Dengan demikian sesungguhnya peran intuisi sebagai sumber
pengetahuan karena intuisi merupakan suatu kemampuan yang ada dalam diri
manusia yang mampu melahirkan pernyataan yang berupa pengetahuan.
- Wahyu (Revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada
Nabi-Nya untuk kepentingan umatnya. Kita mempunyai pengetahuan melalui wahyu,
karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan itu. Seseorang yang
mempunyai pengetahuan melalui wahyu secara dogmatik akan melaksanakan dengan
baik. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan, karena kita
mengenal sesuatu dengan melalui kepercayaan kita.
- Keyakinan (Faith)
Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri
manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Sesungguhnya antara sumber
pengetahuan yang berupa wahyu dan keyakinan ini sangat sukar untuk dibedakan
secara jelas karena keduanya menetapkan bahwa alat lain yang dipergunakannya
adalah kepercayaan.
Adapun keyakinan melalui kemampuan kejiwaan manusia yang
merupakan pematangan dari kepercayaan. Karena kepercayaan itu bersifat dinamis
mampu menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi.
Daftar Pustaka
- Imam Nawawi, Riyadhus
Shalihin, Pustaka Imani, Jakarta
- Jujun S.
Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer
- Drs. Surajiyo, Filsafat
Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia
- Meliono, Irmayanti, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan"
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking